Kamis, 29 Januari 2015

Memes Luncurkan Album “Jawa yang Indah”

Memes berkebaya pink bernyanyi dengan indah
dalam peluncuran albumnya
Sejak rilis album “Acoustic Love” pada 2011, istri dari komposer sekaligus konduktor Addie MS ini kembali dengan album terbarunya. “Lief Java” diambil dari bahasa Belanda, berarti ‘Jawa yang Indah’. Ada 10 karya istimewa dalam album ini, 9 lagu diantaranya merupakan karya dari komposer legendaris Ismail Marzuki dan 1 lagu dari Is Haryanto.

Karya-karya Ismail Marzuki yang tak lekang oleh zaman membuat ibu dari 2 orang anak ini mengambil karya-karya populer seperti, 'Sabda Alam', 'Juwita Malam', 'Sepanjang Jalan Kenangan', hingga 'Saputangan dari Bandung Selatan'. Semuanya disajikan dengan indah di album ini.

Beberapa tembang dalam album dibawakan oleh Memes saat peluncuran albumnya di Galeri Indonesia Kaya, Grand Indonesia, Jakarta Pusat, Rabu, 28 Januari 2015. Berkebaya warna pink, tampak Memes membawakan lagu-lagu yang memuat sisi nasionalisme dan romantisme dengan sangat indah.

Bersama Addie MS yang selalu mendukung karier Memes


Album ke-10 Memes ini merupakan album spesial yang memang didedikasikan khusus untuk karya-karya legendaris dari Ismail Marzuki yang bisa menjadi warisan untuk generasi mendatang. Bekerja sama dengan Platinum Record, Memes memerlukan waktu 9 bulan untuk menyelesaikan seluruh proses rekaman dan telah didistribusikan dalam bentuk CD album dan digital mulai bulan Desember 2014.

“Dalam berbagai kesempatan saya sering ditanya, ‘Kapan mengeluarkan album lagi?’ dan Lief Java ini menjadi jawaban pertanyaan tersebut dan menjadi persembahan istimewa saya untuk berbagai pihak dan masyarakat Indonesia yang tak henti mendukung selama perjalanan karier saya,” tutur Memes.

Cukup lama Memes mencari format yang pas untuk mengemas lagu dengan nuansa kekinian, hingga akhirnya kesempatan tersebut hadir berkat bantuan banyak pihak. Menariknya ini kali pertama sang suami membantu secara total album Memes.

"Baru kali ini aku kolaborasi total sama Mas Addie. Makanya bingung bayar gimana nih," canda Ibu dua anak itu.

Bersama Ninok Leksono (kanan) penulis buku
Ismail Marzuki ‘Senandung Melintas Zaman'
Ada pun pihak-pihak yang membantu Memes di album ini seperti Glen Dauna, Yance Manusama, Andrew Darmoko, Bobu Limijaya, Rega Dauna dan sang suami Addie MS, membuat karya legendaris Ismail Marzuki dibalut sentuhan jazzy dan orkestra yang megah namun membuat lagu di album ini easy listening.

“Album ini bukan hanya mampu mengobati kerinduan para penggemar Memes saja, album ini diharapkan mampu memanjakan telinga para penikmat musik Indonesia maupun mancanegara,” ujar Addie 

MS.Natalia S. - Tembi Rumah Budaya
Foto: Image Dynamics

Kamis, 15 Januari 2015

Daladi Tak Bosan Tampil di Tembi Rumah Budaya

Doni (biola), Agung (perkusi) dan Daladi (gitar)
Lagi-lagi Daladi Ahmad, yang akrab dipanggil Daladi, pentas di Tembi Rumah Budaya. Selalu saja, dia siap kapan diminta untuk memetik gitar dan menggubah puisi menjadi lagu. Pada Senin 5 Januari 2015, dalam Sastra Bulan Purnama edisi ke-40, yang diisi launching antologi puisi Indonesia 87, dia mengolah puisi berjudul ‘Perjalanan Kesempurnaan’ karya Ayid Suyitno Ps menjadi lagu.

Biasanya Daladi tampil sendiri dengan memetik gitar akustik. Hal ini pertama kali dilakukan di Tembi Rumah Budaya, pada saat launching antologi puisi “Langkah Kita” bulan Oktober 2013, dan Daladi adalah salah satu penyairnya. Puisi karyanya dalam antologi itu ia gubah menjadi lagu, sementara penyair lainnya membacakan puisinya.

Rupanya, suara Daladi, yang sehari-harinya sebagai guru PKN (Pendidikan Kewarganegaraan) enak didengar, sehingga beberapa penyair memintanya untuk menggubah puisinya menjadi lagu, dan juga dipentaskan di Tembi Rumah Budaya.

Pada penampilannya di Sastra Bulan Purnama edisi ke-40, Daladi tampil ditemani Dodi Onfire (dari Yogya) memainkan biola, Agung (NTB). Kelompok musiknya itu memang tak diberi nama, dan Daladi sendiri agaknya tak berminat membentuk kelompok musik yang memiliki nama, tetapi ketiganya secara spontan bisa pentas, meskipun latihan yang dilakukan hanya satu kali.

Daladi Ahmad
“Kami hanya melakukan pentas bersama sekali di rumahku, Dusun Candi, Pakunden, Ngluar, Magaleng,” kata Daladi Ahmad.

Daladi, Doni dan Agung merupakan satu formasi kelompok musik, yang mengolah puisi menjadi lagu. Selain puisi penyair lain, seperti puisi penyair Slamet Riyadi Sabrawi, Penyair Irwan Abu Bakar, dari Malaysia dan beberapa pemyair lainnya. Ia juga menggubah puisi karyanya sendiri menjadi lagu.

Yang menarik, dalam setiap pementasan, istri Daladi secara diam-diam selalu merekamnya dengan kamera handycam, dan setelah pementasan selesai, beberapa hari kemudian, pementasan Daladi sudah bisa dilihat di Youtube, dan oleh Daladi biasanya diunggah melalui akun Facebook-nya.

Bersama Doni Onfire dan Agung, yang masing-masing memainkan alat musik yang berbeda, Daladi seperti mendapatkan teman yang tepat, sehingga membuat penampilan Daladi semakin tambah cantik dan memperkaya warna musiknya. Meski tak memiliki nama, kelompok musik dari tiga orang pemain musik ini, yang khusus mengolah puisi menjadi lagu, membuat orang menjadi kangen akan penampilannya.

Bersumber dari : Tembi Rumah Budaya