Senin, 28 Januari 2013

7 Cairan Alami Bantu Atasi Demam Berdarah


Selain minyak sereh untuk menangkal bahaya DBD, orang sering memanfaatkan kasiat jambu biji. Maklum banyak orang yang mengaku berhasil terselamatkan dari demam berdarah berkat jus jambu biji.

Tertolongnya pasien DBD berkat jambu biji, bisa jadi bukan karena jambunya, tapi karena cairan jus yang masuk ke tubuh pasien dalam jumlah banyak. Cairan itu, apalagi jika diminum sampai 5 atau 6 gelas sehari, amat dibutuhkan pasien yang kehilangan banyak plasma darah akibat penurunan trombosit.

Cairan apa pun, entah air biasa atau air larutan gula dan garam atau jus buah lain bisa membantu proses penyembuhan pasien demam berdarah jika dikonsumsi dalam jumlah banyak. Minuman dalam kemasan kaleng yang mengandung zat elektrolit juga dianjurkan diberikan pada pasien.

Berikut ini beberapa jenis cairan yang bisa diberikan kepada penderita demam berdarah agar terhindar dari kekurangan cairan:

1. Air Kelapa Muda
Badan Pangan Dunia PBB (FAO - Food & Agriculture Organization) mengakui bahwa khasiat air kelapa muda sebagai penghilang dahaga kaya zat elektrolit alami. Zat elektrolit dan gizinya lebih dari sekadar minuman penghilang dahaga produksi pabrik. Disebutkan dalam situs resmi FAO bahwa air kelapa muda itu alami, lezat, kaya garam, gula, dan vitamin yang dibutuhkan atlet kelas Olimpiade maupun para amatir. Bahkan, badan PBB ini telah mematenkan air kelapa muda yang berkhasiat itu.

Di dalam air kelapa muda terkandung mineral kalium, sodium, klorida, dan magnesium. Zat-zat ini adalah elektrolit yang dibutuhkan tubuh untuk membantu mengatasi ancaman syok pada kondisi kekurangan cairan. Selain kalium, juga mengandung gula, vitamin B dan C dan protein. Komposisi gula dan mineral yang terdapat dalam air ini begitu sempurna, sehingga disebutkan memiliki keseimbangan yang mirip dengan cairan tubuh manusia.

2. Air Heksagonal
Pengobatan tradisional Cina selalu menganjurkan konsumsi air "hidup". Tidak pernah disebutkan maksud "hidup" tersebut. Di Korea, orang yang rajin minum air terjun di pegunungan tetap terjaga kesehatannya, demikian kata Yunjo Chung, MD, dokter dari University of Korea. Air "hidup" mungkin adalah air yang kaya dengan kandungan oksigen seperti air terjun itu.

Korea baru-baru ini berhasil mematenkan teknologi bernama Actimo untuk membuat air "hidup" yang mengandung oksigen dan dijual di seluruh dunia. Menurut mereka, dalam tubuh manusia terdapat dua bentuk senyawa air, pentagonal (segilima) dan heksagonal (segienam).

Pembedaan heksagonal dan pentagonal ini hanya berdasar pada strukturnya. Air pentagonal membentuk rangkaian molekul air dengan ikatan kelompok besar dan tidak stabil. Seperti air putih biasa, air heksagonal ini tidak berasa dan berbau.

3. Jus Buah
Kekurangan cairan karena demam berdarah bisa juga diatasi dengan air jus. Tidak selalu harus jus jambu biji. Bisa jus pepaya, jeruk, atau jus mangga. Kadar air dalam buah berhitung tinggi, yaitu bervariasi antara 65 sampai 92 persen, sehingga bisa menutupi kekurangan cairan akibat merembesnya plasma darah keluar dari pembuluh.

Michael T. Murray, ND, dalam bukunya The Complete Book of Juicing, menulis jus mudah diserap tubuh karena bentuknya yang halus dan cair itu. Zat makanan seperti diketahui diserap usus dalam bentuk jus. Mengonsumsi jus berarti membantu proses pencernaan tubuh dengan mempercepat penyerapan nutrisi kualitas tinggi yang terkandung dalam jus.

4. Jambu Biji
Walau khasiatnya belum teruji secara medis, tidak ada salahnya untuk memberikan jus jambu biji kepada pasien demam berdarah. Sebab, buah eksotis ini mengandung vitamin C yang sangat tinggi.

Vitamin C ini terdapat dalam daging buahnya. Bijinya yang sering tidak dikonsumsi juga mengandung vitaimin C. Disebutkan dalam buku Foods that Heal, Foods that Harm, 90 gram buah jambu biji lebih dari cukup untuk memenuhi kebutuhan harian vitamin C pada orang dewasa. Buku itu juga menyebutkan, meski sudah kehilangan hampir 25 persen vitamin karena proses pengolahan, jus jambu biji kemasan kotak masih merupakan sumber vitamin C yang baik.

Berkat kandungan vitamin C dosis tinggi inilah, kekebalan tubuh dalam melawan bakteri akan meningkat. Proses penyembuhan luka pun jadi lebih cepat. Selain itu, tekanan darah juga menjadi lebih baik karena buah ini merupakan sumber potasium yang baik.

Untuk mendapatkan manfaatnya secara maksimal, pilih buah yang baru saja masak dan masih berwarna hijau kekuningan. Bila sudah masak, simpan di lemari es. Jangan lupa cuci dulu sebelum dibuat jus.

5. Alang-Alang
Tanaman liar bernama Latin Imperata cylindrica (L) Beauv ini sudah sering diteliti. Menurut Dr. Setiawan Dalimartha dalam buku Ramuan Tradisional untuk Pengobatan Hepatitis, di luar negeri alang-alang sudah dibuat obat paten.

Penelitian tentang tanaman ini menyebutkan, alang-alang mengandung manitol, glukosa, sakharosa, malic acid, citric acid, coixol, arundoin, cylindrin, fernenol, simiarenol, anemonin, asam kersik, damar, dan logam alkali. Dilihat dari kandungan-kandungan tersebut, alang-alang bersifat antipiretik (menurunkan panas), diuretik (meluruhkan kemih), hemostatik (menghentikan perdarahan), dan menghilangkan haus.

Pengobatan Cina tradisional menyebutkan, alang-alang memiliki sifat manis dan sejuk. Efek pengobatan tanaman ini memasuki meridian paru-paru, lambung, dan usus kecil. Dengan sifat diuretik yang melancarkan air kencing, alang-alang bermanfaat untuk menyembuhkan penyakit radang ginjal akut.

Sifat diuretik yang mengeluarkan cairan tubuh tak berguna ini bermanfaat untuk mengontrol tekanan darah yang cenderung tinggi. Sifat hemostatik yang bisa menghentikan perdarahan dapat juga dimanfaatkan untuk mengatasi mimisan dan perdarahan di dalam.

Herbal ini di dalam tubuh akan menyusup ke dalam organ paru-paru, lambung, dan usus kecil. Oleh karena itu, ramuan alang-alang sebaiknya tidak diberikan kepada mereka yang fungsi lambungnya lemah dan sering buang air kecil.

Bagian tanaman alang-alang yang bisa dimanfaatkan sebagai obat tradisional adalah rimpang, baik yang segar maupun yang telah dikeringkan. Bahan alang-alang ini bisa diperoleh di toko obat Cina. Kini bahkan sudah tersedia minuman alang-alang instan yang berkhasiat menghilangkan panas dalam. Minuman instan ini bisa diperoleh di toko jamu atau toko obat Cina.

Cara pemanfaatannya, ambil satu ikat atau gulung akar alang-alang. Cuci dan rebus dalam tiga gelas air hingga tersisa satu gelas. Campur air perasan satu buah jeruk nipis dengan tiga sendok makan air alang-alang tersebut. Pakai seperlunya. Tambahkan pemanis bila ramuan ini ditujukan untuk anak-anak.

6. Angkung
Angkung diyakini bisa membantu menyembuhkan penyakit radang selaput otak, stroke, radang otak, penyakit hati, kejang, dan kekurangan cairan tubuh seperti halnya dalam kasus demam berdarah. Namun, sangat disayangkan harga angkung amat mahal. Harga satu pil angkung mencapai Rp 250 ribu. Angkung ini biasanya dijual dalam kemasan pil di toko obat Cina.

Untuk membelinya harus hati-hati karena di pasaran ditengarai banyak angkung palsu. Ciri-ciri angkung asli antara lain pil terbungkus kertas keemasan setelah dibuka dari kotaknya. Wujud pil angkung mirip jenang atau dodol, lentur tetapi mudah dipatahkan. Ciri lainnya, cepat sekali larut bila diseduh dengan air panas, bahkan dalam waktu kurang dari 1 menit. Ciri keaslian yang mudah dikenali dari kemasan luar adalah label dan tanda hologram produsennya.

Selain harganya yang mahal, manfaat angkung tidak langsung terasa setelah minum satu atau dua butir. “Angkung baru terasa khasiatnya untuk mengatasi penyakit berat setelah diminum secara teratur 6 sampai 8 butir pil setiap hari,” kata Sinse Johanes, yang berpraktik di daerah Kalibesar Timur, Jakarta Barat.

7. Daun Dewa
Tumbuhan daun dewa bisa juga dipergunakan sebagai pengganti angkung. Tanaman ini berbentuk semak. Daun adalah bagian tanaman yang dimanfaatkan sebagai obat. Herba ini dikenal kaya dengan berbagai kandungan kimia seperti saponin, minyak asiri, flavonoid, dan tanin. Dengan kandungan kimia tersebut tumbuhan ini bermanfaat sebagai anticoagulant (mencairkan bekuan darah), menghentikan perdarahan, menghilangkan panas, membersihkan racun. Tumbuhan dewa ini juga telah tersedia di toko obat Cina dalam bentuk kapsul. Harganya relatif lebih murah dibanding angkung.

Bersumber dari : kompas.com

Senin, 21 Januari 2013

Manfaat dan Kegunaan Buah Belimbing



Salah satu obat tradisional yang digunakan secara turun temurun adalah buah belimbing manis. Kandungan kimia buah adalah protein, lemak, kalsium, fosfor, besi, vitamin A, B, dan C. Sifat kimia buah adalah rasa asam, manis, dan netral. Adapun efek farmakologi buah sebagai antiradang, peluruh kemih (diuretik) dan peluruh liur. Buahnya dapat digunakan sebagai obat sakit tenggorokan, tekanan darah tinggi, kencing manis, kencing batu dan perbesaran limfe akibat penyakit malaria (Hernani dan Raharjo, 2005). Pemakaian di masyarakat Indonesia (50 kg/ orang) adalah dengan mencuci 2 buah belimbing manis matang lalu dimakan setiap selesai sarapan dan makan malam.

Belimbing memiliki kandungan vitamin C yang tinggi (33,00 mg/ 100g) dalam belimbing baik bagi kesehatan. Kandungan vitamin C yang tinggi dapat dijadikan antioksidan untuk mencegah penyebaran sel kanker, disamping itu, belimbing berkasiat untuk meningkatkan daya tahan tubuh dan mencegah sariawan. Sedangkan pektin pada diding sel belimbing mampu mengikat kolesterol dan asam empedu dalam usus hingga mendorong pengeluarannya (Heqris, 2011).

Buah belimbing mempunyai kandungan gizi cukup tinggi yang bermanfaat bagi tubuh. Dalam 100 gram buah belimbing yang matang mengandung energi (35 kal), protein (50 gram), lemak (0,7 gram), karbohidrat (7,70 gram),  kalsium (8 mg), serat (0,90 gram), vitamin A (18 RE), vitamin C (33Mg) dan niacin (0,40 gram) ( Repunlika, 2011).

Manfaat Buah Belimbing

Manfaat utama tanaman ini sebagai makan buah segar maupun makanan buah olahan ataupun obat tadisional. Manfaat lainnya sebagai stabilisator & pemeliharaan lingkungan, antara lain dapat menyerap gas-gas beracun buangan kendaraan bermotor, dll, menyaring debu, meredam getaran suara, dan memelihara lingkungan dari pencemaran karena berbagai kegiatan manusia. Sebagai wahana pendidikan, penanaman belimbing di halaman rumah tidak terpisahkan dari program pemerintah dalam usaha gerakan menanam sejuta pohon (Prihatman, 2000).

Penggunaan belimbing sebagai obat darah tinggi sangat populer di masyarakat. Tidak sedikit orang yang langsung mengkonsumsi belimbling baik daun maupun buahnya begitu mengetahui tenakan darahnya meninggi. Secara empiris, belimbing juga digunakan untuk menurunkan kolesterol, melancarkan pencernaan, anti kanker, obat sariawan, sakit perut, demam, batuk rejan dan encok. Secara ilmiah, toksistas akut belimbing terbukti tidak beracun dan aman untuk di konsumsi. Dikalangan masyarakat pemanfaatan belimbing sebagai obat beberapa penyakit telah berlangsung sejak dulu secara turun-temurun (Heqris, 2011).

Seorang pakar kesehatan dari Filipina, Herminia de Guzman Ladion yang juga menjabat sebagai Chief Pbysical Therapist Departement, Manila Sanatorium and Hospital, menganjurkan penggunaan belimbing untuk pengobatan sakit beguk atau gondong cacar air, demam, dan wasir (Heqris, 2011).

Belimbing wuluh berkhasiat sebagai obat encok, obat penurun panas dan obat gondok. Kandungan kimia yang terdapat pada daun belimbing wuluh antara lain saponin, flavonoid dan tanin (Anonim, 2001). Fraksi air daun belimbing wuluh terbukti sebagai antiinflamasi (Effendi, 1998). Oksigen aktif dan radikal bebas berhubungan dengan beberapa kasus secara fisiologi dan patologis seperti peradangan, kekebalan, penuaan, mutagenik dan karsinogenik (Rohdiana, 2001). Proses peradangan diperantarai oleh sintesis prostaglandin yang dikatalisasi oleh siklooksigenase. Zat antara pada proses sintesis ini adalah terbentuknya radikal bebas (Lautan, 1997).

Buah belimbing yang manis selain menyembuhkan batuk, demam, kencing manis dan kolesterol tinggi, juga cocok untuk meredakan sakit tenggorokan. Dalam literatur Tanaman Obat Indonesia (TOI) disebutkan, jika dicampur madu dapat mencegah dan mengatasi kencing batu. Selain rasa manis dan enak diminum, belimbing bermanfaat bagi kesehatan. Belimbing adalah antioksidan ampuh dalam memerangi radikal bebas. Buah ini juga mampu membantu mencegah penyebaran sel-sel kanker, meningkatkan daya tahan tubuh dan mencegah sariawan (Republika, 2011).

Tidak hanya buah Belimbing yang berguna untuk obat, daunnya pun bahkan lebih banyak digunakan dalam penelitian ilmiah. Hal ini bukan berdasarkan kandungan kimia yang berbeda atau kelebihan dan kekurangan untur pada salah satunya, namun hanya alasan teknis semata. Serbuk daun lebih mudah distandarkan dalam gram, sedangkan buah sulit dikeringkan hingga tidak jelas parameternya. batang belimbing manis pun merupakan obat gosok untuk biang keringat. Dalam catatan Heyne, belimbing wuluh lebih banyak digunakan sebagai obat dibanding dengan belimbing manis baik daun, buah, maupun bunganya. Yang menggunakan belimbing sebagai obat ternyata bukan hanya masyarakat Indonesia, orang Belanda yang bermukim di Indonesia pun mempercayai keampuhannya (Heqris, 2011).

Untuk sakit perut yang berlarut-larut, diminum secara rutin perasan air buah belimbing. Untuk pengobatan tradisional, tanaman ini dapat diandalkan, mulai dari buah, bunga, akar, samapai daun. Dengan sifat khas dan kandungan kimia berupa glukosida, vitamin B dan vitamin C, bunganya berkhasiat untuk antipiretik dan ekspektoran. Buah belimbing manis berkhasiat untuk antiinflasi, analgesic, dan diuretic. Akar untuk antiinflasi dan diuretic, serta daun sebagai anti inflasi, antipiretik dan diuretic. Bunga belimbing manis digunakan untuk mengatasi batuk yang dialami anak-anak. Buahnya berkhasiat juga untuk membantu proses penyembuhan batuk, mengatasi demam, kencing manis, kolesterol tinggi dan sakit tenggorokan. Sedangkan akar belimbing manis ini biasanya untuk sakit kepala dan nyeri persendian (rematik). Kandungan vitamin C-nya yang tinggi juga baik untuk dikonsumsi penderita penyakit kanker. Akar belimbing manis juga berkhasiat untuk menyembuhkan sakit kepala dan nyeri persendian. Sedangkan daunnya dapat digunakan untuk mengatasi radang lambung, radang kulit bernanah, dan bisul. Daun untuk radang lambung, radang kulit bernanah (obat luar) dan bisul (obat luar) (Heqris, 2011).

Belimbing mengandung pektin yang mampu mengikat kolesterol dan asam empedu yang terdapat dalm usus dan membantu pengeluarannya. Selain itu, buah ini juga dapat menurunkan kadar kolesterol jahat dalam tubuh. Manfaat belimbing yang lainnnya adalah melancarkan proses pencernaan karena belimbing memiliki kandungan serat yang baik. Selain itu juga mengandung kadar kalium yang tinggi, serta natrium yang rendah sebagai obat hipertensi. Kandungan nutrisi lain yang terdapat pada buah bintang ini adalah protein, karbohidrat, mineral, kalsium, fosfor, zat besi, vitamin A, B1 dan C. buah belimbing cocok untuk penggemar buah-buahan yang kelebihan berat badan karena mengandung kalori yang rendah ( Republika, 2011).

Cara Pemakaian Buah Belimbing dalam Pengobatan

Untuk radang lambung, ramuan yang diperlukan adalah 6 gr daun belimbing manis, 8 gr rimpang kunyit segar, 7 gr rimpang temu kunci dan 110 ml air. Ramuan tersebut dibuat diseduh, lalu diminum sehari sekali setiap pagi 100 ml selama 14 hari. Meski banyak memberi manfaat, bagi penderita penyakit ginjal harus berhati-hati dengan buah ini karena ia mengandung banyak asam oxalic yang berbahaya bagi mereka (Heqris, 2011).

Untuk pertolongan pertama penderita cacar, dengan menumbuk daun belimbing hingga halus untuk diambil airnya. Sari buah belimbing ini, dibubuhkan pada bagian tubuh yang sakit cacar untuk menghilangkan rasa gatal-gatal. Pengobatan cara ini dilakukan sehari sekali sampai tampak sembuh tanpa melakukan gosokan-gosokan pada kulit sekalipun gatal (Shvoong, 2011).

Untuk mengobati penyakit gondong. Gondong adalah penyakit infeksi virus menular yang akut. Gejala gondong berupa terjadinya pembengkakan atau peradangan pada kelenjar air liur. Ramuan untuk gondong sebagai berikut: potong-potong buah belimbing menjadi beberapa bagian. Kemudian tumbuk sampai halus. Tumbukan buah belimbing tersebut tempelkan pada kelenjar yang membengkak selama 30 menit dan lakukan 3 kali sehari. Akan lebih baik bila yang digunakan adalah belimbing wuluh (Shvoong, 2011).

Untuk menenangkan perut setelah muntah-muntah atau mabuk, dapat diminum perasan buah belimbing manis yang direbus dengan 1/3 bagian gula pasir dan dikentalkan hingga menjadi sirup yang segar. Untuk wasir, dapat diobati dengan ramuan sebagai berikut: rebuslah daun belimbing wuluh yang telah dirajang dengan perbandingan 3 mangkuk daun dalam 8 liter air selama 30 menit. Kemudian air rebusan tersebut digunakan untuk duduk berendam penderita wasir selam masih hangat (Shvoong, 2011).

Sakit demam, dapat dicoba pengobatan tradisional dengan daun belimbing. Rebuslah cincangan daun belimbing segar sebanyak 2 mangkuk dalam 2 liter air selama 10 menit. Air rebusan tadi didinginkan dan disaring untuk digunakan sebagai kompres dingin pada penderita sakit demam. Bagi penderita Tekanan darah Tinggi bisa menggunakan beberapa resep dari buah belimbing ini : Caranya adalah ambil satu buah belimbing yang hampir matang, bersihkan, parut dan parutan tersebut diperas hingga satu gelas airnya.

Mengobati Panu dengan Belimbing, caranya cukup menggosokkan potongan belimbing pada kulit yang terkena panu. Meringankan batuk berat dengan manisan buah belimbing wuluh, batuk rejan yang tidak sembuh-sembuh, ternyata memberikan hasil yang memuaskan setelah memakan 6 kali – masing-masing 8 buah – manisan belimbing wuluh. Selain itu baik untuk penderita sariawan usus (skorbut) dan melancarkan kerja empedu.

Bersumber dari : jamu.biologi


Sabtu, 12 Januari 2013

Khasiat dan Kegunaan Tanaman Herbal Meniran



Meniran ( Phyllanthus niruri L.) merupakan tumbuh liar di tempat yang lembab dan berbatu, seperti di sepanjang saluran air, semak-semak, dan tanah diantara rerumputan. Tumbuhan ini bisa ditemukan di daerah dataran rendah sampai ketinggian 1000 m dari permukaan laut. Meniran merupakan terna, semusim, tumbuh
tegak, tinggi 30-50 cm, bercabang–cabang. Batang berwarna hijau pucat. Daun tunggal, letak berseling. Helaian daun bundar memanjang, ujung tumpul, pangkal membulat, permukaan bawah berbintik kelenjar, tepi rata, panjang sekitar 1,5 cm, lebar sekitar 7 mm, berwarna hijau. Dalam satu tanaman ada bunga
betina dan bunga jantan. Bunga jantan keluar di bawah ketiak daun, sedangkan bunga betina keluar di atas ketiak daun. Buahnya kotak, bulat pipih, licin, bergaris tengah 2-2,5 mm. Bijinya kecil, keras, berbentuk ginjal, berwarna coklat (Hutapea dan Syamsyuhidayat, 1991).



Khasiat Tanaman

Meniran (Phyllanthus niruri Linn.) adalah salah satu tumbuhan obat Indonesia yang telah lama digunakan secara turun-temurun untuk pengobatan berbagai penyakit seperti diuretik, ekspektoran dan pelancar haid. Selain itu herba meniran juga digunakan untuk pengobatan sembab (bengkak), infeksi dan batu saluran kencing, kencing nanah, menambah nafsu makan, diare, radang usus, konjungtivitas, hepatitis, sakit kuning, rabun senja, sariawan, digigit anjing gila, rabun senja, demam, batuk, dan rematik gout (Hutapea dan Syamsuhidayat, 1991).

Herba meniran telah terbukti mempunyai berbagai efek farmakologis, antara lain sebagai hepatoprotektif (Munjrekar etnal., 2008), antidiabetes (Nwanjo, 2007) dan antioksidan (Ahmeda et al. 2005). Berdasarkan hasil penelitian terhadap kandungan kimia herba meniran (Phyllanthus niruri L.), senyawa phyllanthin mempunyai efek menurunkan kadar asam urat tikus yang dibuat hiperurisemia dengan potassium oxonate (Murugaiyah dan Chan, 2006).

Penggunaan Untuk Obat :

1. Sakit Kuning

Bahan utama terdiri dari 16 Tanaman Meniran (akar, Batang, daun) dan bahan tambahan yaitu 2 gelas air susu.
Cara membuat: tanaman meniran dicuci lalu ditumbuk halus dan direbus dengan 2 gelas air susu sampai mendidih hingga tinggal 1 gelas.
Cara menggunakan: disaring dan diminum sekaligus; dilakukan setiap hari.

2. Malaria

Bahan utama terdiri dari 7 batang tanaman meniran lengkap dan bahan tambahan 5 Biji bunga cengkeh kering dan 1 potong kayu manis.
Cara membuat: seluruh bahan dicuci bersih, kemudian ditumbuk halus dan direbus dengan 2 gelas air sampai mendidih.
Cara menggunakan: disaring dan diminum 2 kali sehari.

3. Ayan

Bahan utama yaitu 17 – 21 batang tanaman meniran (akar, batang, daun dan bunga).
Cara membuat: bahan dicuci bersih, kemudian direbus dengan 5 gelas air sampai mendidih hingga tinggal ± 2,5 gelas.
Cara menggunakan: disaring dan diminum 1 kali sehari sehari 3/4 gelas selama 3 hari berturut-turut

4. Demam

Bahan utama: 3-7 batang tanaman meniran lengkap (akar, batang, daun dan bunga).
Cara membuat: bahan dicuci bersih, kemudian diseduh dengan 1 gelas air panas.
Cara menggunakan: disaring, kemudian diminum sekaligus.

5. Batuk

Bahan utama: 3 – 7 batang tanaman meniran lengkap (akar, batang, daun, dan bunga) dan Bahan tambahan madu secukupnya.
Cara membuat: Bahan dicuci bersih, kemudian ditumbuk halus dan direbus dengan 3 sendok makan air masak, hasilnya dicampur dengan 1 sendok makan madu sampai merata.
Cara menggunakan: diminum sekaligus dan dilakukan 2 kali sehari.

6. Disentri

Bahan Utama: 17 batang tanaman meniran lengkap (akar, batang, daun dan bunga).
Cara membuat: direbus dengan 3 gelas air sampai mendidih.
Cara menggunakan: disaring dan diminum 2 kali sehari, pagi dan sore.

Bersumber dari : jamu.biologi



Kamis, 10 Januari 2013

Jika Mulai Terserang Flu, Konsumsi Makanan Alami Ini (2)


Jakarta - Flu atau common cold dapat mengganggu aktivitas sehari-hari. Badan jadi letih karena terus menerus batuk, pilek, sakit tenggorokan, atau demam. Sebelum menelam beragam obat-obatan, cobalah mengatasi dengan sejumlah makanan alami. Kandungan nutrisinya mampu mengatasi flu secara alami.

Alam sudah menyediakan beragam bahan alami untuk menyembuhkan flu. Sebut saja nanas, jujube, kacang, dan sayuran. Selain dapat mengobati flu, makanan ini juga nikmat disantap. Berikut ini 4 makanan lain yang direkomendasikan sebagai penangkal flu alami seperti dilansir Huffington Post UK (10/5/12).

1. Bawang putih

Bawang putih terkenal mampu meningkatkan kekebalan tubuh. Bumbu dapur ini mampu mengatasi pilek dengan melepaskan allicin, zat antibakteri dan antijamur. Khasiatnya akan lebih terasa jika dikonsumsi mentah atau dilumatkan dalam sup atau minuman hangat.

2. Thyme

Thyme tak hanya membuat masakan lebih enak dan beraroma, tetapi juga dapat mengatasi gangguan pernapasan. Selain membantu mengeluarkan lendir dari tenggorokan, herba ini juga bersifat antispasmodic. Atau mampu mengendurkan pembuluh bronchial dan membersihkan saluran udara menuju paru-paru. Untuk mengobati flu, batuk, atau emphysema, thyme dapat dipakai dalam bentuk teh atau minyak.

3. Wortel

Wortel mengandung betakaroten, zat yang dapat mengurangi peradangan pada pembuluh darah di otak. Makanya, wortel cocok untuk mengobati sakit kepala akibat flu.

4. Seledri

Seringkali penderita flu sulit tidur di malam hari. Kalau Anda mengalami masalah ini, konsumsilah seledri. Sayur ini mengandung phthalidesm yang berefek menenangkan dan membantu tubuh beristirahat.

Bersumber dari : Fitria Rahmadianti - detikFood

Rabu, 09 Januari 2013

Manfaat Sambiloto




Sambiloto (Andrographis paniculata (Burm.f.) ex Nees banyak dijumpai hampir di seluruh kepulauan nusantara. Secara taksonomi sambiloto diklasifikasikan kedalam divisi Spermathophyta, subdivisi Angiospermae, kelas Dycotyledonae, subkelas Gamopetalae, Ordo Personales, famili Acanthaceae, subfamili Acanthoidae dan genus Andrographis. Sambiloto dikenal dengan beberapa nama daerah, seperti ki oray atau ki peurat (Jawa Barat), bidara, takilo, sambiloto (Jawa Tengah dan Jawa Timur), atau pepaitan atau ampadu (Sumatera).

Sambiloto tergolong tanaman terna (perdu) yang tumbuh di berbagai habitat, seperti pinggiran sawah, kebun, atau hutan. Sambiloto memiliki batang berkayu berbentuk bulat dan segi empat serta memiliki banyak cabang (monopodial). Daun tunggal saling berhadapan, berbentuk pedang (lanset) dengan tepi rata (integer) dan permukaannya halus, berwarna hijau. Bunganya berwarna putih keunguan, bunga berbentuk jorong (bulan panjang) dengan pangkal dan ujung lancip. Di India bunga dan buah bisa dijumpai pada bulan Oktober atau antara Maret sampai Juli. Di Australia bunga dan buah antara bulan Nopember sampai Juni, sedang di  Indonesia bunga dan buah dan ditemukan sepanjang tahun.

Komponen utama sambiloto adalah andrographolide yang berguna sebagai bahan obat. Disamping itu, daun sambiloto mengandung saponin, falvonoid, alkaloid dan tanin. Kandungan kimia lain yang terdapat pada daun dan batang adalah laktone, panikulin, kalmegin dan hablur kuning yang memiliki rasa pahit. Secara tradisional sambiloto telah dipergunakan untuk pengobatan akibat gigitan ular atau serangga, demam, dan disentri, rematik, tuberculosis, infeksi pencernaan, dan lain-lain. Sambiloto juga dimanfaatkan untuk antimikroba/antibakteri, antihyper-glikemik, anti sesak napas dan untuk memperbaiki fungsi hati.

Mengingat kandungan dan fungsi tanaman tersebut, saat ini sambiloto banyak diteliti untuk dikembangkan sebagai bahan baku obat modern, diantaranya pemanfaatan sambiloto sebagai obat HIV dan kanker.

Bersumber dari bapeluh.blogspot

Minggu, 06 Januari 2013

Obat Tradisional Pengusir Demam Anak


Banyak orangtua panik bila mendapati suhu tubuh anaknya di atas rata-rata atau sering disebut demam. Sebagai pertolongan pertama, umumnya diberikan obat penurun panas yang berbahan dasar kimia seperti golongan parasetamol, asam salisilat, ibuprofen, dan lain-lain. Jarang sekali orangtua yang langsung teringat  memberikan obat-obatan tradisional.

Padahal, obat-obatan tradisional yang berasal dari tanaman obat ini tak kalah ampuhnya sebagai pengusir demam. Malah, obat-obatan tradisional memiliki kelebihan, yaitu toksisitasnya relatif lebih rendah dibanding obat-obatan kimia. Jadi, relatif lebih aman, bahkan tidak ada efek samping bila penggunaannya benar. Soalnya, kandungan tanaman obat bersifat kompleks dan organis sehingga dapat disetarakan dengan makanan, suatu bahan yang dikonsumsi dengan maksud merekonstruksi organ atau sistem yang rusak. Selain itu, harganya pun lebih murah.

Tiga Jenis Demam

Namun, sebelum mengenal lebih jauh tentang tanaman obat penurun panas, perlu dipahami lebih dulu pengertian demam. Demam pada anak dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu:

1. Demam karena infeksi yang suhunya bisa mencapai lebih dari 38°C. Penyebabnya beragam, yakni infeksi virus (seperti flu, cacar, campak, SARS, flu burung, demam berdarah, dan lain-lain) dan bakteri (tifus, radang tenggorokan, dan lain-lain).

2. Demam noninfeksi, seperti kanker, tumor, atau adanya penyakit autoimun seseorang (rematik, lupus, dan lain-lain).

3. Demam fisiologis, seperti kekurangan cairan (dehidrasi), suhu udara yang terlalu panas, dan lain-lain.

Nah, dari ketiganya, hanya demam yang disebabkan oleh infeksi dan noninfeksi sajalah yang memerlukan obat penurun panas. Untuk mempercepat proses penurunan panasnya, selain ramuan tradisional yang diminum, dapat juga diberikan baluran atau kompres untuk membantu.

Akan halnya demam fisiologis, tak diperlukan obat-obatan penurun panas karena umumnya jarang melebihi 380°C. Untuk menurunkan suhu tubuh, cukup diberikan minum yang banyak dan diusahakan berada dalam ruangan berventilasi baik atau berpendingin.

Aneka Obat Tradisional Penurun Panas

Inilah beberapa pilihan obat penurun panas tradisional yang dapat dicoba. Penting diperhatikan, dosis yang tercantum pada ramuan berikut adalah dosis untuk orang dewasa. Bila ingin diberikan kepada anak, bacalah aturan dosis bagi anak dan sesuaikan dengan tingkatan usianya. (Lihat boks: Dosis Aman untuk Anak.)

1. Lempuyang Emprit (Zingiber amaricans)



Memiliki kandungan senyawa minyak atsiri, yaitu sekuiterpenketon yang bermanfaat untuk menurunkan panas. Umumnya yang digunakan adalah rimpangnya; warnanya putih kekuningan dan rasanya pahit.

Caranya: Cuci bersih 10 gram umbi lempuyang emprit. Parut dan tambahkan 1/2 gelas air panas, aduk rata. Setelah dingin, peras, ambil sarinya. Campur dengan 2 sendok makan (sdm) madu bunga kapuk, aduk rata. Berikan 3 kali sehari.

2. Kunyit (Curcuma longa)



Memiliki kandungan minyak atsiri, curcumin, turmeron dan zingiberen yang dapat bermanfaat sebagai antibakteri, antioksidan, dan antiinflamasi (anti-peradangan). Selain sebagai penurun panas, campuran ini juga dapat meningkatkan daya tahan tubuh. Umumnya yang digunakan adalah rimpangnya; warnanya oranye.

Caranya: Cuci bersih 10 gram umbi kunyit. Parut dan tambahkan 1/2 gelas air panas, aduk rata. Setelah dingin, peras, ambil sarinya. Tambahkan dengan perasan 1/2 buah jeruk nipis. Campur dengan 2 sdm madu bunga kapuk, aduk rata. Bagi menjadi 3 bagian campuran madu dan kunyit ini, kemudian berikan 3 kali sehari.

3. Sambiloto (Andrographis paniculata)



Seluruh bagian tanamannya dapat digunakan. Memiliki kandungan andrografolid lactones (zat pahit), diterpene, glucosides dan flavonoid yang dapat menurunkan panas. Bahkan pada tahun 1991 pernah diadakan penelitian di Thailand bahwa 6 g sambiloto per hari sama efektifnya dengan parasetamol.

Caranya: Rebus 10 gram daun sambiloto kering, 25 g umbi kunyit kering (2,5 ibu jari), dan 200 cc air. Rebus hingga mendidih dan airnya tinggal 100 cc, kemudian saring. Setelah hangat, tambahkan 100 cc madu bunga kapuk atau mahoni, aduk rata. Bagi menjadi 3 bagian, berikan 3 kali sehari.

4. Pegagan (Centella asiatica L.)



Tumbuhan yang dikenal pula dengan nama daun kaki kuda ini tumbuh merayap menutupi tanah. Daunnya berwarna hijau dan berbentuk seperti kipas ginjal. Memiliki kandungan triterpenoid, saponin, hydrocotyline, dan vellarine. Bermanfaat untuk menurunkan panas, revitalisasi tubuh dan pembuluh darah serta mampu memperkuat struktur jaringan tubuh. Pegagan juga bersifat menyejukkan atau mendinginkan, menambah tenaga dan menimbulkan selera makan.

Caranya : Rebus 1 genggam pegagan segar dengan 2 gelas air hingga mendidih dan airnya tinggal 1 gelas. Bagi menjadi 3 bagian dan diminum 3 kali sehari.

5. Temulawak (Curcuma xanthorhiza Roxb.)



Penampilan temulawak menyerupai temu putih, hanya warna bunga dan rimpangnya berbeda. Bunga temulawak berwarna putih kuning atau kuning muda, sedangkan temu putih berwarna putih dengan tepi merah. Rimpang temulawak berwarna jingga kecokelatan, sedangkan rimpang bagian dalam temu putih berwarna kuning muda.

Temulawak memiliki zat aktif germacrene, xanthorrhizol, alpha betha curcumena, dan lain-lain. Manfaatnya sebagai antiinflamasi (antiperandangan), antibiotik, serta meningkatkan produksi dan sekresi empedu. Temulawak sejak dahulu banyak digunakan sebagai obat penurun panas, merangsang nafsu makan, mengobati sakit kuning, diare, mag, perut kembung dan pegal-pegal.

Caranya : Cuci bersih 10 gram rimpang temulawak. Parut dan tambahkan 1/2 gelas air panas, aduk rata. Setelah dingin, peras, ambil sarinya. Campur dengan 2 sdm madu bunga kapuk, aduk rata. Bagi menjadi 3 campuran madu dan temulawak, kemudian berikan 3 kali sehari.

6. Bawang merah (Allium cepa L.)



Bawang merah sering digunakan sebagai bumbu dapur. Memiliki kandungan minyak atsiri, sikloaliin, metilaliin, kaemferol, kuersetin, dan floroglusin.

Caranya: Kupas 5 butir bawang merah. Parut kasar dan tambahkan dengan minyak kelapa secukupnya, lalu balurkan ke ubun-ubun dan seluruh tubuh.

7. Daun kembang sepatu (Hibiscus rosa sinensis)



Selain daun kembang sepatu, Anda juga dapat memanfaatkan daun kapuk atau daun sirih. Kembang sepatu mengandung flavonoida, saponin dan polifenol. Daun kapuk mengandung flavonoida, saponin dan tanin. Daun sirih mengandung flavonoida, saponin, polifenol, dan minyak atsiri.

Caranya: Cuci bersih daunnya, keringkan dengan lap bersih, panaskan sebentar di atas api agar lemas. Remas-remas sehingga lemas, olesi dengan minyak kelapa, kompreskan pada perut dan kepala.

8. Meniran (Phyllanthus niruri L.)


Tinggi tanamannya mencapai 1 meter, tumbuh liar, daunnya berbentuk bulat tergolong daun majemuk bersirip genap. Seluruh bagian tanaman ini dapat digunakan. Memiliki kandungan lignan, flavonoid, alkaloid, triterpenoid, tanin, vitamin C, dan lain-lain. Bermanfaat untuk menurunkan panas dan meningkatkan daya tahan tubuh.

Caranya: Rebus 1 genggam meniran segar dengan 2 gelas air hingga mendidih dan airnya tinggal 1 gelas. Bagi menjadi 3 bagian dan diminum 3 kali sehari.

9. Air kelapa muda



Air kelapa muda banyak mengandung mineral, antara lain kalium. Pada saat panas, tubuh akan mengeluarkan banyak keringat untuk menurunkan suhu tubuh. Nah, untuk menggantikan keringat yang keluar, perbanyaklah minum air kelapa.

Dosis Aman untuk Anak

Penggunaan tanaman obat dengan dosis yang tepat tidak akan menimbulkan efek samping dan aman. Berikut dosis yang direkomendasikan untuk anak:

Usia                       Dosis

Bayi                       1/8 dosis dewasa

2­-5 tahun              1/4 dosis dewasa

6­-9 tahun              1/3 dosis dewasa

10-13 tahun           1/2 dosis dewasa

14-16 tahun          3/4 dosis dewasa

Penulis: Utami Sri Rahayu

Konsultan Ahli: dr Adji Suranto, SpA dari Perhimpunan Dokter Indonesia Pengembang Kesehatan Tradisional Timur (PDPKT DKI Jaya)

Bersumber dari : kompas & Gambar dari berbagai sumber